Ada yang aneh atau janggal kalo kita sering mendengar kata idealis: Idealisme kadang sering dikaitkan dengan sesuatu yang bersifat normatif , keras serta sesuai dengan aturan:padahal hal tersebut lumrah dan lurus-lurus saja atau mungkin orang tersebut seringkali bertentangan dengan cara bertindak,berlaku serta berfikir orang kebanyakan??atau mungkin orang yang selalu mengesampingkan nilai materi??...
Idealisme berasal dari kata ide yang artinya adalah dunia di dalam jiwa (Plato), jadi pandangan ini lebih menekankan hal-hal bersifat ide, dan merendahkan hal-hal yang materi dan fisik.[1] Realitas sendiri dijelaskan dengan gejala-gejala psikis, roh, pikiran, diri, pikiran mutlak, bukan berkenaan dengan materi.[1]
Dalam bidang yang saya tekuni ini(arsitektur)pun seringkali di cap sebagai seorang idealis,padahal apa yang kami lakukan sesuai dengan aturan main (rule of game),tidak kurang dan tidak lebih. Kami mencoba bertindak dan berlaku mengikuti kesesuaian terhadap nilai profesi dan etika yang ada.Kami berdiri pada posisi sebagai mitra atau rekanan bagi klien kami,berdiskusi,berargumen dalam artian mencari kesesuaian sudut pandang terhadap keinginan dan impian yang akan kita bersama wujudkan,andaikan sebuah buku kami merajut jalinan kisah bagian per bagian hingga bab terakhir ,pokok nya “right on track”. Memang kami seringkali menolak sebuah pekerjaan yang kami menjadi editor bagi”penulis” lain yang kami harus mengurai kembali jalinan kisah yang terjadi bagian per bagian serta hanya menjadi “tukang salin” saja.
Masa ini banyak sekali yang mengesampingkan etika dalam berprofesi dalam berbagai keadaan,semisal dari mulai penetapan desain fee yang kurang masuk akal dan terlalu rendah hingga tidak masuk secara nalar baik dari segi waktu dan tenaga sehingga muncul apa yang dapat dihasilkan dengan nilai fee serendah itu?,Adapula yang menjadi sekedar pelengkap advice planing (rencana acuan) saja dan masih banyak lagi tindakan yang keluar dari aspek etika profesi lainnya ,kami disini tidak dapat menilai, yaa “sah-sah “ saja ;tapi memang sekali lagi itu merupakan sebuah pilihan yang menjadi hak azasi masing-masing,tinggal bagaimana penilaian darikhalayak umum yang mungkin bisa lebih objektif..
Terlepas dari semua yang ada kami hanya berharap dapat mewarnai kisah-kisah orang lain dan berguna bagi mereka itu saja.Teringat seorang sahabat yang mengutip rangkaian kata dari H. Agus Salim yang berkata : Jadilah kamu seperti elang yang dengan keberaniannya mencari kehidupan dengan kesendiriannya dan janganlah kamu menjadi seekor bebek yang hanya bisa menjadi pengikut arus . Bagi kami hanya berharap karya kami dapat diterima terlepas dari bagus atau buruknya ,kami hanya menjalankan proses ini dengan baik .No pain No gain.
Referensi
1. Lorens Bagus., Kamus Filsafat Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005
No comments:
Post a Comment