Let Us Guide You to Reach Your imagination and passion beyond conventional thinking

Friday, November 16, 2012

HOTEL at SetiaBudi Kuta Bali





Nama Proyek  : Hotel
Tahun              : 2012
Lokasi             : Jl. Setiabudi Kuta - Bali
Status Karya   : Proposal
Perencana        : Yunus Noor Architect Team

Hotel ini terletak di jalan Setia Budi Kuta Bali yang memang merupakan  pusat pariwisata yang paling terkenal dan ini merupakan daya tarik yang tinggi untuk membangun sarana pariwisata yang dapat menampung kegiatan para wisatawan baik asing maupun domestic berupa  bangunan Hotel ini.
Konsep yang kita tawarkan adalah membuat rancangan dengan bentukan yang dapat merepresentasikan sebuah hotel yang elegan dan mampu memberikan passion atau gairah positif bagi lingkungan pariwisata yang sudah ada.
Desain eksterior hotel  yang haruslah‘eye catching’  dan unik untuk menarik pengunjung, karena hotel adalah bangunan komersial yang memerlukan sentuhan artistik. Hotel ini dirancang dengan pendekatan ‘analogi’ yang dibalut dalam kemasan kontemporer. Eksterior hotel merupakan point yg sengaja kita buat sederhana namun menarik, hal itu terlihat dari fasade bangunan yang menggunakan analogi dari dahan/ranting pohon sebagai daya tarik utama bagunan hotel.


Desain area Entrance kita buat disamping kanan menuju area lobby, hal ini untuk menguatkan kesan lebih luas ,sehingga fasade yang ada terlihat sangat elegan. Ground floor hanya di pakai untuk lobby, Receptionist dan restaurant. Sedangkan lantai 2  adalah BallRoom plus ruang terbuka untuk acara-acara outdoor. Lantai 3-4 untuk kamar hotel.

Thursday, August 30, 2012

Office at Pakubuwono



Architects        : Yunus Noor Architect
Lokasi               : Pakubuwono ,Jakarta Se;atan
Project Year    : 2012
Project Area    : 1,000 sqm
Status Project : Pra Rencana
Lokasi berada pada lahan sempit di daerah Pakubuwono yang bersebelahan dengan apartment serta areal pemukiman ini mengetengahkan sebuah gagasan office  yang modern,light dan green. Bangunan ini terdiri dari 6 lantai bangunan dan 1 lantai semi basement ,dengan memiliki fungsi lantai dasar sebagai Front office dari pengelola bangunan beserta ruang rapat serta 5 lantai rental office.
Sebagai kantor sewa yang berada dikawasan elit pakubuwono kantor ini memiliki gagasan atau konsep desain modern,ringan dan green. Green disini di tampilkan sebagai bangunan dengan bukaan cahaya serta pengefisienan terhadap penggunaan AC. Doble skin juga dipakai sebagai sebuah shading terhadap matahari dan reduksi udara pada kedua sisi bangunan. Material kaca pun digunakan sebagai bentuk modernitas yang ringan; permainan unsur garis baik horizontal maupun vertical pada fasade bangunan juga menimbulkan kesan simple dan elegan sebagai sebuah kantor sewa yang representative.



Tuesday, April 24, 2012

Teddy House Project at Castilla BSD City



Nama Proyek: Teddy's House
Lokasi Proyek: Castilla BSD City
Luas Bangunan: 250,70m2
Nama Klien: Bpk. Teddy Punu
Tahun: 2010-2012
Arsitek Prinsipal: Yunus Noor Architects


Rumah ini memiliki lahan cukup luas ,dengan lokasi berada pada kavling yang terletak pada akhir kavling/pojok.Potensi ini kemudian ditangkap sebagai nilai plus dari bangunan ini,dengan membuat bukaan pada bagian depan tidak terlalu optimal tapi lebih pada sisi kanan bangunan dibuat bukaan yang lebih optimal dikarenakan posisi dari kavling tersebut. 

Tampilan fasad bangunan merupakan efek dari orientasi arah bukaan rumah. Tampilan yang terkesan tertutup, di samping sebagai cara untuk mereduksi panas matahari ketika sore juga sebagai pembentuk tampilan eksterior yang menarik, yang miungkin orang menganggap apa adanya dan simpel.Penggunaan warnapun lebih didominasi warna natural saja tanpa melebih-lebihkan.
Rumah ini merupakan Tipikal rumah kaum Urban dengan segala kesederhanaan dan apa adanya yang bukaan ataupun penataan ruang dalam disesuaikan dengan kebutuhan;tidak kurang tidak lebih....cukup saja.
s1231.photobucket.com/albums/ee507/noezarch74/My Minimalis House Project 6/

 

Thursday, March 15, 2012

Video: Bjarke Ingels, BIG

Video: Bjarke Ingels, BIG

By Sebastian J 



Danish architect of Copenhagen-based group BIG tells Crane.tv that yes is more. His design philosophy, which he outlines in his latest graphic book, Yes is More, states that incorporating input from all elements of society, both elite and popular, allows the extraordinary to shine through in the everyday.

source 

Tuesday, February 28, 2012

2012 Pritzker Prize: Wang Shu

By David Basulto  
 


© Zhu Chenzhou
, Chinese architect and founder of Amateur Architecture Studio, has been just announced as the recipient of the 2012 Pritzker Prize.
The ’s purpose is “to honor a living architect whose built work demonstrates a combination of those qualities of talent, vision, and commitment, which has produced consistent and significant contributions to humanity and the built environment through the art of architecture”.
In my opinion Wang Shu’s architecture presents a contemporary and progressive approach that acknowledges the rich tradition of Chinese architecture. As the future generations of Chinese architects are influenced by his architecture, a generation that will be an active part of China’s growth, he will indirectly improve how millions will live in the next few years.
He calls his office Amateur Architecture Studio, but the work is that of a virtuoso in full command of the instruments of architecture — form, scale, material, space and light - Karen Stein, Pritzker Prize jury.

Sunday, January 22, 2012

SIGNATURE TOWER, Icon Baru Indonesia 2020

SIGNATURE TOWER, Icon Baru Indonesia 2020

by Goemilar 

Courtesy : Archdaily

kabArsitektur|com -  Seperti kita ketahui bersama bahwa gedung tertinggi di Indonesia saat ini adalah Wisma 46 dengan ketinggian 262 meter. Gedung ini telah mengalahkan ketinggian Icon Negara Indonesia yang dibangun pada era pemerintahan Presiden Soekarno. Pada Masa Pemerintahannya, Soekarno mendirikan beberapa icon negara sebagai identitas bangsa yang akan mengangkat citra bangsa Indonesia di Mata Internasional. Namun, sayangnya setelah berganti pemerintahan, fokus pembangunan lebih ke arah bisnis. Ini sungguh sangat di sesali.
Beberapa Hari belakangan ini kabar baik hadir di ranah properti Indonesia, yaitu dengan munculnya rencana pengusaha Indonesia, Tomy Winata Cs untuk membangun menara setinggi 638 meter. hampir tiga kali lebih tinggi dari wisma 46 dan lima kali lebih tinggi dari Monas. Menara yang akan di bangun ini memiliki nama Signature Tower. Seperti di lansir Archdaily.com, Bahwa Signature Tower merupakan gedung tertinggi ke-5 di Dunia pada tahun 2020 setelah Seoul Light DMC Tower di Korea dengan tinggi 640 meter.

Wednesday, January 18, 2012

Reframing the Stats About Architecture

By
© ArchMen - Fotolia.com

Architecture press is buzzing with recent Bureau of Labor Statistics reports on unemployment and self-employment figures for those in the architecture field. The media have taken this data and made a plentitude of fearful predictions about the dark future of the architecture profession: there are more too many graduates, seemingly few positions, higher educational requirements and less prestige for the profession as a whole. They paint a somewhat dismal picture, both for those entering the field and those in mid-career, who are looking to start a firm.
The BLA Statistics and a recent study from Georgetown University’s Center on Education offer the following as signs of difficulty and doom:
  • Licensing requirements (for architects) include not only a professional degree in architecture (4-6 years of schooling), but also at least 3 years of practical work, training, and passing all divisions of the Architect Registration Examination
  • Architecture graduates face stiff competition, especially for jobs in the most prestigious firms
  • Undergraduate architecture students are facing 13.9 percent unemployment rates
  • About 21 percent of architects are self-employed—almost 3 times the proportion for all occupations
While these statistics could take one down a road of despair, there is more to the story. The reality is that the architecture field has naturally changed with a changing world. All professions are undergoing a profound evolution on several fronts: demographic, education and economic. These changes are not all bad, and actually may provide the basis for optimism.

Demographics

“Architecture was historically a gentleman’s profession,” said Michael Porter, AIA during an interview we conducted for Success by Design. He went on to say, “Even as recently as 50 years ago, architects were almost always male, came from wealthy families and pursued the career as a symbol of philanthropy more than for financial gain.”

In recent decades, the bias against women and minorities has lifted, and now many architecture programs have almost equal male to female populations. Social standing is no longer a prerequisite to success in the architecture filed. This is positive development that we ought to embrace. Of course, the numbers of graduates has increased, thus putting pressure on employment prospects, but the fact that the architecture profession has embraced greater diversity should be applauded. If it is difficult to match these greater numbers with existing jobs, what can be done to help them develop careers in adjacent industries? Changes in how students and post-graduates are trained provides the key.